Kesehatan adalah sebuah awalan dari berbagai aktifitas keseharian. Sehat memang bukanlah segalanya akan tetapi tanpa sehat segalanya menjadi tidak berarti, begitu kata pepatah. Ibarat rantai makanan maka kesehatan menempati posisi produsen, menjadi awal berbagai aktifitas. Dengan sehat soto di Minny Al Muhsin menjadi tambah nikmat, dengan sehat bisa merasakan sayur yang terlalu asin, dengan sehat kantuk saat mengaji bisa ditepis, dengan sehat sholawatan menjadi semakin semangat dan beribu-ribu nikmat yang lain menjadi semakin terasa. Sebaliknya apa yang kita rasakan saat kepala kita serasa migraine, perut terasa mules, tulang di badan serasa mau rontok bukankah segalanya terasa pahit? Itu baru jenis penyakit-penyakit umum, sehari dua hari sudah sembuh. Bagaimana dengan penyakit kelas berat seperti kanker yang saat ini menjadi momok dunia. Bagaimana tidak, sel kanker mampu membelah atau memperbanyak jumlah pasukan meraka hanya dalam hitungan jam bahkan pada jenis-jenis tertentu hanya memerlukan hitungan menit dan selanjutnya mengambil alih tugas utama organ tubuh yang mereka serang yang dapat berakibat fatal. Kematian yaa kematian organ tubuh tersebut, padahal tubuh manusia dirancang oleh Alloh SWT sebagai satu kesatuan yang saling berpengaruh satu sama lain, maka ketika satu organ tubuh tidak berfungsi akan berpengaruh terhadap kinerja tubuh yang lain.
Penyakit yang menyerang manusia saat ini sangat banyak jenisnya, salah satunya adalah kanker. Kanker adalah salah satu jenis penyakit yang paling mematikan di dunia. Sebenarnya secara alamiah, Allah telah memberikan bekal penangkal benda asing yang masuk kedalam tubuh, ialah antibody. Ketika tubuh kemasukan benda asing berupa bakteri misalnya maka antibody akan menyerang bakteri tersebut dengan reaksi berupa peningkatan suhu tubuh yang cukup drastis, dehidrasi dan sebagainya. Akan tetapi ketika benda yang diserang lebih kuat maka antibody perlu bantuan dari luar tubuh yang dikenal dengan istilah minum obat. Obat anti kanker yang beredar saat ini masih banyak menimbulkan efek samping, bahkan tidak jarang yang justru merusak jaringan normal disekitar organ yang diserang kanker. Pembedahan, terapi penyinaran, kemoterapi, terapi kombinasi adalah berbagai jenis pengobatan kanker yang umum beredar didunia medis yang tidak lepas dari berbagai obat-obatan kimia. Efektifitas pengobatan tersebut tergantung dari berbagai factor seperti stadium kanker dan respon tubuh. Hamper tidak ada jenis pengobatan yang menunjukkan persentase kesembuhan pada seluruh pasiennya, rata-rata hanya berkisar pada 50%. Disisi lain biaya pengobatan yang diperukan juga cukup menguras kantong.
Kebanyakan manusia tidak menyadari terapi-terapi pengobatan yang dicontohkan Rosulullah. Terdapat satu rahasia dari Allah SWT yang sudah disampaikan melalui Baginda Rosulullah Muhammad SAW terkait pengobatan berbagai jenis penyakit.
“jika ada kebaikan pada penyembuhan kalian, maka itu ada pada hijamah, minum madu atau sengatan api. Tetapi aku tidak menyukai dengan cara kay (sudut dengan besi panas)” H.R Bukhori Muslim: 245
Baru-baru ini dunia medis menemukan khasiat yang terkandung dalam madu. Cairan manis yang dihasilkan oleh lebah ini memiliki sifat antibiotic, antibakteri, antivirus, antijamur dan sebagainya. Jurnal Molecules menuliskan bahwa senyawa flavonoid dan asam fenolat yang terkandung di dalam madu merupakan senyawa utama antikanker. Sebagaian besar flavonoid dalam madu berupa fitoestrogen (phytoestrogens) yang mudah berikatan dengan reseptor estrogen. Jenis madu tertentu bahkan dapat menargetkan sel-sel kanker secara selektif dalam “sitotoksisitas selektif (selective cytotoxicity)” dimana sel kanker dibunuh tanpa mempengaruhi sel-sel sehat yang ada disekitarnya.
Jurnal Molecules menuliskan bahwa “Madu merupakan produk alami yang menunjukkan efek potensial dalam menghambat atau menekan perkembangan dan laju dari tumor dan kanker. Sifat antiproliferatif, antitumor, dan antikankernya dimediasi melalui mekanisme yang beragam, termasuk penangkapan siklus sel, aktivasi jalur mitokondria, induksi mitokondria luar membran permeabilisasi, induksi apoptosis, modulasi stres oksidatif, ameliorasi peradangan, modulasi sinyal insulin, dan penghambatan angiogenesis pada sel kanker. Madu sangat selektif terkait sitotoksik (dalam membunuh sel) terhadap sel tumor atau kanker ketika sedang non-sitotoksis pada sel-sel normal. Hal ini dapat menghambat cancerogenesis dengan memodulasi atau mengganggu proses-proses molekuler atau peristiwa inisiasi, promosi, dan tahap perkembangan. Oleh karena itu, madu dapat dianggap sebagai agen antikanker yang potensial dan menjanjikan yang menjamin penelitian lebih lanjut baik secara penelitian eksperimental atau klinis”.
Begitu besarnya khasiat madu menarik perhatian para ilmuan untuk terus melakukan penelitian lebih lanjut. Jauh-jauh hari sebelum dunia modern menemukan hal tersebut, seorang yang jangankan duduk dibangku sekolah, bisa membacapun tidak, seseorang yang hidup beabad-abad sebelum ditemukan mikroskop, seorang hamba yang hidup dipadang pasir dengan unta sebagai kendaraannya, seorang yang dikenal tidak pernah berbohong, dipercaya, menyampaikan, cerdas, seorang yang ditunjuk sebagai Rosul terakhir telah menuturkan pengobatan alamiah menggunakan madu. Di dalam kitab Ta’limul Muta’alim dituliskan bahwa madu memiliki khasiat untuk memperlancar hafalan juga penyembuh berbagai penyakit.
Dan kini telah dunia medis telah mengetahui berbagai manfaat madu yang popular seperti sumber energy, penyembuh luka, antibiotic, membunuh kuman, untuk terapi, antioksidan, memperbaiki sitem pencernaan, penstabil suhu tubuh, diet, mengatasi sakit tenggorokan, pengganti gula, mencegah kanker, menjaga kulit, obat luka, membantu tidur nyenyak serta menambah kemilau rambut. Selain itu juga mengobati berbagai jenis penyakit seperti anemia, infeksi saluran pernafasan, TBC, gangguan urat syaraf, lambung, diare kritis dan disentri, diabetes.

2 Juli 2015

Husnatun Nihayah