andi :si fulan itu penampilannya mengikuti sunnah nabi ya
andon : emang gimana?
andi : dia kan berjenggot, pakai serban, dan pakaiannya serba putih
andon : ooo
andi : aku kagum sama penampilannya
andon : terus?
andi : pasti orang alim, ngomongnya aja campur pake bahasa arab
andon : (dalam hati) dia kan emang pendatang dari turki
andi : bapakmu kok nggak ada jenggotnya?
andon : katanya biar ndak nakut2tin
andi : gimana menurutmu kalau aku manjangin jenggot?
andon : lha njih monggo, tapi kan kamu baru masuk usia 15 tahun?
andi : hehehe, men sangar to, eh kowe rep melbu sma ngendi?
andon : lha nggo boso jowo lak luweh enak, keju aku ngomong boso indo, ndadak mikir. aku rep ndaftar smk syubbanul wathon, lha kowe piye?
andi : aku milu ndaftar karo kowe sisan ae, men nek bingung masalah agomo aku iso takon kowe, kowe lak anak kyai
andon : yoh, ngono yo keno.
itulah sepenggal percakapan 2 anak muda calon kyai yang akan memulai perjalanan mencari ilmu agama disekolah “favorit” karena alasan terbaik menurut versi mereka masing2
jadi sebenarnya apa sih berpenampilan sunnah? nabi muhammad sendiri berpakaian serba putih, berambut panjang( sebahu), semir merah, dan berjenggot. apakah seperti penampilan orang turki yang meniru kanjeng nabi menurut andi? atau seperti ayahnya andon yang seorang kyai?. menurut kitab mabadi Sunnah : perkara yang dicintai(allah) yang jika dilakukan mendapatkan pahala dan yang meninggalkan tidak mendapatkannya (pahala). dan sunnah secara bahasa adalah kebiasaan, syariat, contoh terdahulu, dan adat. ( https://muslim.or.id/19111-makna-as-sunnah.html ).
mari kita berfikir sejenak sebelum melanjutkan bacaan kita dari data2 di atas.
fatwa sunnah (mengikuti kanjeng nabi) didasarkan dan ditentukan oleh beberapa faktor, dalam hal ini sunnah berpenampilan pun ditentukan oleh beberapa faktor ; iklim, cuaca, daerah, suhu, kelembaban udara, kadar ph(ini mbahas apa yang di tulis apa), adat, sudut pandang, dan unspoken language (hukum daerah yang tak tertulis tetapi diterapkan dan menyatu dimasyarakat).
ketika kita berpakaian seperti orang turki tadi di indonesia.menurut logika itu kurang tepat, karena kita beriklim tropis dan negara “becek” yang jika menggunakan pakaian putih maka akan cepat kotor dan pakaian kotor yang digunakan untuk sholat sah tapi tidak sunnah. berjenggot boleh2 saja asal rapi (kata kang mujib) seperti kanjeng nabi dan fatwa sunnah disini disebabkan untuk membedakan orang islam dan orang kafir saat melakukan peperangan (selain seragam) karena orang kafir pada jaman itu identik dengan kumis. semir merah dan rambut gondrong kalau di indonesia dikatakan sunnah kurang etis, karena yang melakukannya rata2 anak rock dan punk yang tidak memandang unsur kebersihan (mungkin) sedangkan di dalam agama islam kebersihan adalah sebagian dari iman. jhahaha ndadak ndalil barang.
jadi seperti apakah penampilan sunnah kita sebagai orang indonesia? itu kembali kediri kita masing2, akan tetapi kyai2 kita yang sudah khatam beberapa kitab dan menjadi rujukan hukum jarang yang berpenampilan seperti kanjeng nabi, bahkan gusdur yang dianggap sebagai waliyullah pernah ditanya “gus, sampean kok nggak pakai sorban kaya kyai pada umumnya?” jawabannya ” mereka yang pakai sorban kan ingin dianggap kyai, sedangkan saya sudah dianggap kyai, jadi ndak perlu pakai sorban”. diceritakan pula saat beliau (gus dur) dan kyai agil mencari waliyullah, kyai aqil pun menerka2 orang yang berpenampilan ngalim adalah orang yang akan dimintai doa.nya akan tetapi bukan demikian ( http://www.muslimoderat.com/2015/07/5-fakta-karomah-gus-dur-yang-menakjubkan.html?m=1 )
kesimpulan menurut saya yaitu berpenampilan sunnah itu artinya berpenampilan luwes seperti kanjeng nabi (bukan berjubah, berjenggot, dll), karena bisa jadi berpenampilan sunnah versi global bisa saja orang yang memakai batik dan memakai blangkon bila nabi orang jawa, memakai baju koko bila beliau orang china, dan memakai pakaian koboy jika ia orang texas(gus mus). dan semoga kita termasuk orang2 yang melakukan sunnah berdasarkan situasi dan kondisi , bukan berpatok pada “kata orang”. jadi mari kita berfikir kritis dalam menghadari jaman yang semakin panas dengan datangnya api kebencian. semoga tulisan saya yang mengandung unsur personal dapat bermanfaat.
inspired by : Ada apa dengan kyai
BONUS BONUS BONUS
.
K.Nasrul Hadi saat tersenyum 🙂
A6