Oleh : Arina Zulfa

 

Derai-derai air mata menganak sungai di pipi

Membekaskan lebam ilusi di hadapan pribumi

Riuh, jantung jiwa meneriakkan kobar-kobar para veteran

Sesak, napas menghirup udara yang pernah dihirup kolonial

 

Sungguh, aku terbekuk dalam jeruji tajali

Di setiap menguping ucapan buku sejarah

Aku melebur dengan lamunan khayal

Berharap bisa membariskan atsar jejak pejuang di tepian sanubari

 

Akhirnya, aku hanya bocah ingusan yang terlahir di bumi Indonesia

Dengan segala pencitraan, mencoba menerka-nerka takdir apa yang bakal ditanggung bumi Pertiwi

Dengan segala gonjang-ganjing, aku tetaplah pewaris bangsa

Dengan segala kemampuanku, aku tak boleh menyerah untuk bumi Nusantara

 

Al Muhsin, 19 Agustus 2021