Hai muhsiners, bagaimana kabarnya? Semoga tetap dalam keadaan sehat wal ‘afiat. Aamiin. Sholawat kepada Nabi Muhammad atau sering disebut sholawatan adalah sesuatu yang sangat lekat dengan pondok pesantren yang selalu dilaksanakan pada setiap malam jum’at.

Dalam Alquran surah al-Ahzab [33] ayat 56. “Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.”

Sholawat menurut bahasa adalah bentuk jamak dari sholla yang berarti doa Sedangkan menurut istilah, shalawat adalah bentuk doa dan pujian untuk Nabi sebagai ibadah kepada Allah SWT.

Mungkin sudah banyak orang yang tahu tentang keutamaan sholawat nabi bila rutin dilafalkan. Banyak keutamaan yang didapat seorang muslim yang rajin membaca sholawat nabi.

Mulai dari mengangkat derajat hingga pahala ditempatkan di surga bersama nabi Muhammad SAW di hari akhir kelak. Keutamaan Sholawat lainnya yakni, Membuat Doa Terkabul, Pahala Berlipat, Mendapatkan syafaat nabi, Dikumpulkan di Surga Bersama Nabi

Sholawat Menurut Gus Baha

KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau lebih dikenal dengan Gus Baha menyatakan membaca shalawat tak sekadar menunjukkan maḫabbah atau cinta kita kepada Rasulullah semata, melainkan juga sebagai pengakuan bahwa Nabi Muhammad SAW adalah makhluk (Hamba Allah) terbaik.

“Nabi Muhammad adalah makhluk yang paling layak mendapat azkash shalawât dari Allah, juga menyatakan Allah sebagai (Tuhan) yang memberi,” ujar Gus Baha saat mengisi acara Peringatan Maulid Nabi Muhammad saw 1443 H dan Haul Masyayikh Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin Leteh, Rembang, Jawa Tengah, pada Selasa (13/10/2021).

Setelah itu Beliau menjelaskan bahwa membaca shalawat mampu menjadi penyelamat pembacanya pada hari kiamat karena ada unsur penjagaan akidah, yaitu mengakui Allah sebagai Tuhan, sekaligus meyakini Nabi Muhammad sebagai makhluk-Nya.

Menurutnya, dalam redaksi shalawat yang biasa kita baca, yaitu Allâhumma shalli ‘alâ sayyidinâ muhammad, terdapat dua unsur pengakuan yang agung; pertama adalah mengakui bahwa Allah SWT sebagai Dzat yang Maha Pemberi, dan kedua mengakui bahwa Nabi Muhammad SAW sebagai kekasih Allah yang betapa pun tingggi kedudukannya, tetapi tetap sebagai hamba Allah.

Pada kesempatan itu, Gus Baha mendasari argumennya dengan penjelasan Sayyid Az-Zabidi (w. 1205 H) dalam kitab Itḫâfus Sâdâtil Muttaqîn yang berbunyi wannabiyyu shallâhu ‘alaihi wasallam wa in jalla qodruhu muḫtâjun ilâ rahmatihî ta’âlâ wa fadhlih. Yang artinya “Betapapun tingginya kedudukan Nabi Muhammad SAW, ia tetap membutuhkan kasih sayang dan kemurahan Allah SWT.”

Dijelaskan oleh Gus Baha, umat Nasrani itu sudah melakukan kesalahan fatal, yaitu menganggap Nabi Isa sebagai tuhan, sedangkan orang Yahudi yang tidak suka dengan Nabi Isa, menuduh Isa sebagai anak hasil zina.

Sementara umat Nabi Muhammad SAW, tetap mengagungkan Rasulullah SAW dengan status sebagai hamba Allah, tidak sampai menuhankannya. “Sehingga, umat ini (umat Nabi Muhammad) tidak akan mendudukkan Rasulullah setingkat dengan Allah,” tegas Gus Baha, sebagaimana dikutip laman resmi Nahdlatul Ulama (NU).

Penjelasan serupa, lanjut Gus Baha, juga disebutkan dalam salah satu bait Qashidah Burdah karya Imam Al-Bushiri (w. 696 H) yang berbunyi, da’ madda’atshun nashâra fî nabiyyihimi, waḫkum bi mâ syi’ta madḫan fîhi waḫtakimi. Jauhilah kesalahan yang diperbuat umat Nasrani terhadap nabi mereka, dan sanjunglah Muhammad sesukamu.

“Silakan memuji Nabi Muhammad setinggi langit, tapi tinggalkan kesalahan yang (pernah) dilakukan oleh orang Nasrani,” tandas Gus Baha.

“Redaksi shalawat seperti inilah (Allâhumma shalli ‘alâ sayyidinâ muhammad) yang akan menyelamatkan umat Nabi Muhammad kelak di hari kiamat,” ujar Gus Baha.

Wallahu a’lam…

Semoga bermanfaat