JAWA TIMUR, AL-MUHSIN – Setelah mengikuti serangkaian ujian madrasah yang diadakan oleh Madrasah Diniyah KH. Abdullah, santri putra dan putri Pondok Pesantren Salafiyyah Al-Muhsin Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta melaksanakan ziaroh ke makam-makam para wali di Jawa Timur. Mulai Jum’at (4/5/2018) .

Selain santri putra mapun putri yang ikut serta dalam ziaroh para wali ini, ada beberapa dzuriyah ndalem yang juga ikut melakukan ziaroh ke makam-makam para wali yang diantaranya dilaksanakan di makam Sunan Ampel, Sunan Drajat,  Pesantren langitan Tuban,  Pesantren Tebuireng Jombang, Pesantren Lirboyo Kediri, Masjid Perut Bumi di Tuban, serta makam 3 Habaib yang ada di Solo.

Para santri dan dzuriyah ndalem berangkat mulai hari jum’at kemarin kurang lebih jam 10 malam. Bersama dua bus yang sudah siap di depan UPN Veteran Yogyakarta santri-santri terlihat semangat berjalan dari Pesantren menuju lokasi bus.

Kurang lebih jam setegah lima pagi bus sudah sampai dengan tujuan ziaroh yang pertama yaitu di Pondok Pesantren langitan yang beralamat di jl. Raya Widang Km. 30, Babat, Widang, Tuban, kabupaten Tuban, Jawa Timur (5/04).  Setelah melakukan ziaroh di makam pendiri dan dzuriyah Ponpes Langitan yang dipimpin langsung oleh Ustad Syukron Ro’al Fadli, santri diajak Abah Yai Nasrul  Hadi dan Ibu Nyai Alfu Laili untuk sowan kepada pengasuh Pondok Pesantren Langitan.

Tujuan yang kedua yaitu ziaroh ke makam ayahanda dari Raden Ali Rahmatullah ( Sunan Ampel ) yakni Syekh Asmoroqondi atau Syekh Ibrahim As-Samarqandi yang terletak di di Desa Gesikharjo, Kecamatan Palang, Kabupaten Tuban. Namun sebelumnya Abah Yai mengajak untuk mampir dan mengunjungi Masjid Perut Bumi yang terletak di jalan Gedungombo, Kecamatan Semanding, Tuban. Masjid ini adalah masjid yang berada di dalam goa dengan kedalaman sekitar 5 meter di bawah permukaan tanah yang ditemukan oleh almarhum KH. Subhan Mubarok pada tahun 1997. Oleh KH. Mubarok gua ini dibangun sedemikian rupa hingga menjadi bangunan masjid yang memiliki nilai seni yang tinggi.

Tujuan selanjutnya yaitu ziaroh ke makam Sunan Drajat yang berlokasi di desa Drajat, kecamatan Paciran, Lamongan. Selain makam yang digunakan para peziaroh untuk melakukan wisata religi ada juga museum tempat peninggalan-peninggalan dari Sunan Drajat.

Untuk mempersingkat waktu bus langsung meluncur ke makam Sunan Ampel dan kebetulan sedang ada haul yang dilaksanakan tiap tahunnya.  Lokasi makam ini ada di jalan KH. Mas Mansyur, Kelurahan Ampel, Semampir, Surabaya, Jawa Timur. Kurang lebih jam dua pagi rombonan sampai  di lokasi Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur tempat KH. Abdurrahman Wahid  atau Gus Dur dimakamkan, serta ayahandanya dan kakeknya KH. Wahid Hasyim dan KH. Hasyim Asy’ari yang juga merupakan pendiri Pesantren.

Perjalanan dilanjutkan menuju lokasi Pondok Pesantren yang ada di desa Lirboyo, Kecamatan, Mojoroto, Kotamadya, Kediri, Jawa Timur (6/04) sembari sarapan dan menikmati hilir mudik santri dan toko-toko kitab yang menggiurkan bagi para pecinta ilmu. Tujuan terakhir ziaroh bertempat di jalan Kapten Mulyadi, kelurahan Pasar Kliwon, Kecamatan Pasar Kliwon, Solo, Jawa Tengah. Yaitu makam tiga Habaib keturunan pengarang simtudurror, yaitu Habib Ahmad bin ‘Alwyi, Habib ‘Alwy bin Habib ‘Ali dan Habib Anis bin Habib ‘Alwyi Al-Habsyi Radhiallahu ‘Anhum.

Abah Yai juga sangat berharap kepada para santri agar tidak merasa menyesal telah mengikuti serangkaian ziaroh yang sudah dilaksanakan, beliau mengharapkan agar tahun-tahun selanjutnya bisa berziaroh kembali ke tempat-tempat yang belum sempat diziarohi, dan berpesan semoga ziaroh tahun ini maupun yang akan datang bisa membawa kemanfa’atan, menjadi lantaran barokahnya ilmu dan keberhasilan bagi semuanya terlebih kepada para santri. Allahumma Aamiin..( nis )