Kitab : Tambighul Ghofilin
Bab : Hikayah (Beberapa Cerita)
Hal : 224 – 225 Lanjutan
Saad semangat ikut berperang, walaupun kudanya mati, ia tetap ikut berperang. Dan rasul mengetahui keberaniannya kemudian bertanyalah Rasul kepadanya, “Apakah kamu Saad?”. Dan Saad menjawab “Ya benar Rasul”. Kemudian berkatalah Rasul pada para shohabat kalau Saad ibaratnya seperti nenek moyang yang bisa dicontoh.
Saad melanjutkan perang, membunuh musuh-musuh Allah, sampai Saad kelelahan dan meninggal. Kemudian Rasul mendatanginya, meletakkan Saad dipangkuannya dan mengusap wajah Saad dengan bajunya. Menangislah Rasul sambil menggendong Saad, kemudian tertawa dan memalingkan wajah dari Saad sambil berkata “Walau jasad Saad disini tetapi rohnya sudah berada di Telaga Kautsar”.
Shohabat Abu Lubabah bertanya apa itu Telaga Kautsar pada Rasul, kemudian Rasul menjelaskan bahwa Telaga Kautsar adalah telaga yang Allah berikan kepada Rasul yang luasnya antara Kota Sun’ah sampai Busro (kurang lebih 105 km). Di bawah telaga tersebut ada mutiara putih dan mutiara merah. Airnya lebih putih dari susu dan lebih manis dari madu. Barangsiapa minum satu tegukan air tersebut, maka selamanya ia tidak akan merasa haus.
Shohabat Abu Lubabah bertanya lagi, “Mengapa Rasul menangis kemudian tertawa dan memalingkan wajah?”. Rasul menjawab bahwa Rasul menangis karena sangat mencintai Saad (lebih dari cinta), tertawa karena senang dengan naiknya pangkat dan mulianya Saad terhadap Allah, dan memalingkan wajah karena Rasul mengetahui bahwa Saad sudah mempunyai beberapa istri yaitu bidadari-bidadari surga yang sudah menunggunya. Bidadari-bidadari tersebut membuka punggungnya dan mengeluarkan semua perhiasannya, sehingga Rasul memalingkan wajah karena malu.