Kitab : Bidayatul Hidayah
Bab : Adabul Jum’ati (Adab saat hari jum’at)
Hal : 56-57
Pembahasan :
Sholatlah kamu setelah Sholat Jumat sebanyak 2 rokaat,4 rokaat atau 6 rokaat (banyak riwayat menganjurkan 4 rokaat). Setelah itu berdiam/I’tikaf di masjid sampai Maghrib (lebih afdhol) atau sampai Ashar. Jika sampai sholat Ashar maka pahalanya seperti pahala haji dan jika sampai maghrib pahalanya adalah 3 kali haji dan umroh. Jika dikhawatirkan ada perkara-perkara tertentu maka lebih baik pulang dalam keadaan berdzikir dan jangan sampai tertinggal waktu syarifah (waktu mulia yang disamarkan waktu tepatnya di hari Jumat).
Saat di masjid sebaiknya jangan berbicara hal-hal yang berhubungan dengan dunia. Sesungguhnya Nabi Muhammad mencegah membentuk gerombolan atau kalangan sebelum sholat. Tapi diperbolehkan dan diutamakan untuk mendengarkan ceramahnya orang alim tentang hal-hal yang bermanfaat. Janganlah hadir di kalangan orang-orang yang bercerita hal-hal tidak bermanfaat (bergosip). Datang di majelis ilmu lebih utama daripada sholat 1000 rokaat. Jika suatu ilmu itu tidak bisa mendekatkan/mengingatkan kita dengan akhirot maka tidak apa-apa tidak mengetahuinya. Maka mintalah perlindungan Allah dari ilmu yang tidak bermanfaat.
Perbanyaklah doa saat terbitnya matahari, lingsirnya matahari, terbenamnya matahari, saat iqomah, naiknya khotib ke mimbar, dan saat berdirinya manusia untuk sholat. Sebaiknya perbaikilah hari Jumat dengan melakukan hal-hal baik dan memperbanyak doa sehingga kita dekat dengan waktu syarifah. Menurut Imam Nawawi, waktu syarifah itu adalah waktu antara duduknya imam di mimbar sampai salam seusai sholat. Sedangkan kebanyakan ulama berpendapat dari waktu siang sampai terbenamnya matahari. Dan banyak lagi pendapat yang lain.
Shodaqahlah di hari jumat dengan barang yang kamu sanggupi walaupun sedikit. Sesungguhnya shodaqoh di hari jumat pahalanya berlipat ganda. Serta jadikanlah hari jumat ini dalam seminggu sebagai hari khusus untuk mengingat akhirot, seolah-olah satu hari ini bisa melebur dosa selama seminggu. Jika Allah menyanyanginya hamba-Nya maka Allah akan mempermudah hamba tersebut untuk beribadah di waktu-waktu yang utama. Sebaliknya, jika Allah tidak menyukai hamba-Nya maka Allah akan mempersulit hamba tersebut dalam beribadah.