Kitab : Tanbighul Ghofilin
Bab : Hikayah (Beberapa Cerita)
Hal : 226
Pembahasan :
Ada seorang ahli ibadah yang tidak memiliki apapun. Terkadang untuk berbuka pun mereka tidak makan. Pada suatu hari istrinya berkata, “Kamu adalah ahli ibadah, mintalah kepada Allah supaya kita diberi keluasan rezeki”. Kemudian ahli ibadah tersebut menjawab, “Sabarlah”. Setelah itu ia menjalankan sholat tahajud seperti biasa dan berdo’a, “Wahai Allah, sesungguhnya istri saya meminta rezeki yang lebih, hamba mohon kabulkanlah”. Karena ia ahli ibadah maka Allah pun mengabulkannya.
Tiba-tiba atap rumah berlubang dan jatuhlah di depan ‘Abid mutiara. Rumahnya pun menjadi bersinar karena mutiara itu. Ia pun memanggil sang istri dan memijat kakinya. “Ini harta yang kau inginkan, duduklah kamu wahai istriku”. Sang istri pun menjawab, “Mengapa kau membangunkan saya, padahal saya sedang bermimpi. Saya sudah tak mempermasalahkan itu, karena saya baru saja bermimpi seakan-akan saya tahu kursi Allah dihias dengan mutiara yang sangat indah. Saya pun memberanikan diri untuk bertanya, Untuk siapa kursi ini ?. Itu kursi untuk suamimu yang ahli ibadah, yang tidak pernah memikirkan dunia”. Setelah si ‘Abid tahu bahwa istrinya tidak menginginkan perhiasan itu, maka naiklah perhiasan itu (hilang).