Kitab : Tanbihul Ghofilin

Bab    : Hikayah (Beberapa Cerita)

Hal    : 230-231

Pembahasan :

Ketika Ghulam berangkat perang menuju Negara Rum, Ghulam berkata bahwa ia jatuh cinta pada perempuan yang matanya berbinar (bidadari), beberapa orang pun mengira ia sudah gila. Kemudian Abdul Wahid bertanya padanya, siapakah wanita yang ia maksud. Ghulam menjawab bahwa ia tidur sebentar dan bermimpi bahwa ia didatangi seseorang dan diajak ke suatu taman yang di sampingnya ada sungai yang jernih. Di samping sungai tersebut ada wanita yang sangat cantik. Wanita tersebut memakai berbagai macam perhiasan yang tidak bisa diterangkan saking indahnya. Ia menyambut Ghulam dengan senang hati dan berkata bahwa ia adalah pelayan Ghulam.

Saat Ghulam melangkah maju, tiba-tiba sungai itu berubah menjadi sungai susu yang tidak berubah rasanya. Di samping sungai tersebut ada bidadari yang lain. Ghulam pun terpesona dengan kecantikan bidadari tersebut. Bidadari menyambut Ghulam dengan senang hati dan berkata bahwa Ghulam adalah suami perempuan yang matanya berbinar-binar (bidadari). Kemudian Ghulam bertanya apakah ia seorang bidadari, wanita tersebut menjawab bahwa ia adalah pelayan untuk Ghulam dan meminta Ghulam untuk maju ke hadapannya.

Saat Ghulam melangkah maju, tiba-tiba sungai itu berubah lagi menjadi sungai arak. Di samping sungai tersebut ada bidadari yang lain. Ghulam pun terpesona sampai melupakan segalanya. Kemudian Ghulam bertanya apakah ia seorang bidadari, wanita tersebut menjawab bahwa ia adalah pelayan untuk Ghulam dan meminta Ghulam untuk maju ke hadapannya.

Saat Ghulam melangkah maju, tiba-tiba sungai itu berubah lagi menjadi sungai madu yang bening. Di samping sungai tersebut ada bidadari lain yang bercahaya. Ghulam pun terpesona sampai melupakan segalanya. Wanita tersebut berkata bahwa ia adalah pelayan untuk Ghulam dan meminta Ghulam untuk maju ke hadapannya.

Saat Ghulam melangkah maju, tiba-tiba ada kemah yang sangat indah terbuat dari intan. Di dalam kemah ada wanita yang sangat cantik. Bidadari menyambut Ghulam dengan senang hati. Ada sebuah suara yang mengatakan bahwa suami bidadari sudah datang. Ghulam pun masuk ke dalam kemah  dan melihat wanita cantik duduk di atas ranjang. Ranjang tersebut terbuat dari emas yang dihias dengan mutiara putih dan mutiara hijau. Wanita tersebut berkata, “Marhaban bi waliyyirrohman, kamu sudah dekat dengan aku”. Ghulam ingin menggodanya tapi wanita tersebut berkata, “Belum saatnya kamu bertemu aku. Kamu masih hidup, maka berpuasalah maka suatu saat kamu akan berbuka”. Kemudian Ghulam bangun dari tidurnya.

Belum selesai Ghulam berbicara pada Abdul Wahid, musuh-musuh sudah berdatangan. Ghulam pun maju dan menghabisi 9 orang musuh. Kemudian musuh kesepuluh berhasil membunuh Ghulam. Abdul Wahid menggendong Ghulam dan terkena darahnya Ghulam. Abdul Wahid tertawa karena merasa bahagia Ghulam akan bertemu bidadari. Kemudian terpisahlah Ghulam dengan dunia.