Kitab : Bidayatul Hidayah
Bab : Adabussiyam
Hal : 58-59
Pembahasan :
Tidak ada hari yang lebih utama daripada 10 hari awal bulan dzulhijah. Jika berpuasa satu hari saja di waktu tersebut, pahalanya sebanding dengan puasa setahun. Ibadah malam hari di waktu tersebut sama dengan ibadah malam di Lailatul Qodar. Selain itu, 10 hari awal bulan muharrrom juga diutamakan untuk berpuasa, dan sholat yang utama setelah sholat fardlu adalah sholat malam.
Nabi Muhammad memperbanyak puasa di bulan Sya’ban hingga disangka seperti bulan Ramadhan. Tetapi saat setengah terakhir di Bulan Sya’ban tidak perlu berpuasa. Beberapa hari utama dalam setahun untuk berpuasa setelah Ramadahan adalah Muharom, Rajab, Dzulhijah, Dzulqodah, dan Syaban.
Disunahkan berpuasa di 3 hari awal tiap bulan, di hari yang terang (hari ke 13 14 15), dan di bulan Dzulhijah (tanggal 13 ,16, atau setelahnya). Kemudian, hari-hari yang utama dalam satu minggu adalah hari senin, kamis dan jumat. Disunahkan di hari-hari tersebut untuk berpuasa dan melakukan kebaikan. Nabi Muhammad mengutamakan puasa hari senin dan kamis. Sesungguhnya dua hari tersebut adalah hari dimana diberitahukan dan diserahkannya amal-amal kita selama seminggu ke Allah. Diberitahukannya amal adalah sesudah terbenamnya matahari.
Hari jumat adalah hari dimana diserahkannya amal semua manusia, sedangkan hari yang lain adalah hari Nabi Muhammad. Saat Lailatul Qodar dan Nisfu Sya’ban diserahkan semua amal manusia di dunia ini. Makruh menyendirikan hari jumat untuk berpuasa tanpa sebab karena hari jumat adalah hari ibadah, berangkat pagi, mandi dan berkumpul. Maka disunahkan untuk tidak berpuasa. Sesungguhnya hari jumat adalah hari raya, jangan jadikan hari rayamu untuk berpuasa.
Dilebur dosa selama seminggu dengan puasa senin kamis. Dilebur dosa selama sebulan dengan puasa di awal, tengah dan akhir bulan, serta 3 hari dari hari terang. Dilebur dosa selama setahun dengan puasa di hari-hari yang sudah disebutkan.