Kitab : Bidayatul Hidayah

Bab    : Adabus Siyam (Adabnya saat berpuasa)

Hal     : 59-60

Pembahasan :

  • Akan lebih baik jika bulan Syawal dijadikan hari untuk mengqodo’ puasa Ramadhan jika ada hutang.
  • Barang siapa puasa di bulan Syawal di bulan Ramadhan disambung dengan 6 hari di bulan Syawal maka ia seperti puasa setahun.
  • Orang yang puasa itu tidak hanya menahan lapar dan haus saja tapi juga harus menjaga diri dari hawa nafsu. Gunakan panca indra untuk hal-hal yang baik. Seandainya ketika sedang berpuasa Ramadhan kita melakukan hal-hal yang maqarih( hal-hal yang tidak disukai Allah ) secara haqiqat puasa batal. Walau tidak secara nadzari.
  • Puasa yang dianggap sempurna adalah puasa yang tidak dibarengi dengan perbuatan-perbuatan yang tidak disukai Allah.
  • Beberapa diantaranya sempurnanya puasa :
    • Menjaga mata dari hal-hal yang berbau maksiat. InsyaAllh jika bisa menjaga ia akan mendapatkan manisnya iman.
    • Mejaga lisan dari mengucap kata-kata yang tidak berfaedah. Berbicara yang penting-penting saja atau yang bermanfa’at. Seperti membahas ilmu.Tidak membicarakan hal-hal yang berbau istimta’ ( hal-hal yang berbau kenikmatan dunia ).
    • Menjaga telinga dari mendengar hal-hal yang diharamkan. Sengaja mendengar orang yang berbicara jelek sama saja dosanya seperti orang yang berbicara. Bahkan mendengar ghibah pun hukumnya haram. Tidak mengingatkan /mencegah ghibah itupun kita sama saja berdosa seperti mereka. Karena mencegah kemungkaran itu hukumnya wajib, walaupun sulit. Karena untuk mendapatkan kedudukan yang tinggi di hadapan Allah tidak hanya dengan taladzud dan istimta’ saja tapi perlu pengorbanan tinggi dan harus berani mengalami kepahitan hidup.
  • Diantaranya adalah perkara-perkara yang dapat menghilangkan/membatalkan puasa secara haqiqat :
    • Bohong
    • Ghibah ( gosip )
    • Namimah ( adu domba )
    • Melihat dengan syahwat terhadap perkara yang haram
    • Sumpah yang bohong