Kitab : Tambihul Ghofilin

Bab    : Ikhlas

Hal     : 5

Pembahasan :

Karena 3 orang ini neraka dinyalakan :

  1. Orang hafal Qur’an yang menghafal bukan karena Allah
  2. Orang yang menyodaqohkan banyak hartanya bukan karena Allah
  3. Orang yang dibunuh katanya Sabilillah, ternyata dusta.

Maka datang kabar tersebut ke Mu’awiyah, maka Mu’awiyah menangis tersedu-tersedu. Mu’awiyah berkata, “Allah dan Rasulullah benar”. Ia pun membaca ayat yang artinya: “Barang siapa amalnya hanya untuk dunia dan hiasannya dunia, maka Allah hanya akan memberinya di dunia. Amalnya tidak dikurangi sedikitpun tapi tidak akan dapat bagian di akhirat, kecuali neraka”. Abdullah bin Hanif berkata, “Allah berkata pada hambanya di hari kiamat : Andaikata amalmu hanya untuk akhirat Aku tentu memberi pahala. Meskipun di dunia tidak disebut-sebut tapi di akhirat mendapat bagian”.

Orang yang ikhlas adalah orang yang menyimpan kebaikannya, tidak memamerkannya seperti halnya menyimpan keburukannya. Dasarnya ikhlas adalah tidak senang dengan pujiannya orang lain. Orang yang menjadi pilihannya Allah adalah:

  1. Orang yang meninggalkan rasa enak.
  2. Orang yang menyodaqohkan barang yang dimiliki walaupun sedikit.
  3. Orang yang tidak memerlukan kedudukan.
  4. Orang yang tidak peduli dihina ataupun dipuji

Rasul bersabda, “Diperintahkan beberapa manusia untuk masuk surga, sehingga dekat dengan surga dan dapat mencium baunya. Dan disediakan apa yang dijanjikan oleh Allah. Malaikat diperintah untuk mengembalikan orang-orang tersebut sehingga resah karena tidak jadi masuk surga.

Merekapun bertanya, mengapa Ya Allah saya dimaksudkan ke neraka. Kami akan masuk neraka tapi beritahulah alasannya. Allah pun berfirman, Kalau tidak ada orang kamu melakukan dosa, dan ketika bertemu orang banyak kamu tawadlu’. Kamu memperlihatkan amalmu pada orang lain. Kecuali orang-orang yang melakukannya karena Allah. Orang-orang yang demikian takut pada manusia bukan pada-Ku. Kamu tidak menghargai-Ku, kamu meninggalkan maksiat karena manusia bukan karena-Ku. Inilah siksa-Ku.”